Minggu, 04 Januari 2009

BAGAIMANA BETERNAK KAMBING ?

Beternak kambing adalah suatu kegiatan yang sangat menguntungkan, selama
dalam menjalankan usaha tersebut dikelola secara benar dan serius.
Tidak ada
kata yang tidak mungkin. Begitulah ungkapan kata yang harus diungkapkan
dalam menjalani suatu usaha. Selama kita serius dan tekun dalam menjalani
usaha ini, pasti tujuan dan cita-cita kita akan tercapai.
Ada beberapa hal utama yang harus kita siapkan sebelum kita menjalani usaha
ini.

1. mempersiapkan pakan.

Ketersediaan pakan adalah hal yang sangat fital bagi kelangsungan
peternakan. Mustahil suatu usaha peternakan terwujud tanpa diimbangi dengan
ketersediaan pakan. Untuk mempersiapkan pakan, sudah seharusnya kita
mempunyai gambaran tentang jumlah kambing yang akan kita pelihara. Semakin
banyak kambing yang akan kita pelihara, maka semakin luas lahan pakan yang
harus kita siapkan, begitu juga sebaliknya, semakin sedikit kambing yang
akan kita pelihara, maka lahan yang harus kita siapkan juga tidak terlalu
luas.

Pakan kambing yang ideal seharusnya tidak terdiri dari satu macam jenis
saja. Kita dapat mencampur pakan tersebut dari berbagai macam daun daunan.
Tetapi untuk peternakan yang mempunyai kapasitas besar, pakan yang mudah dan
selalu terjamin ketersediaannya adalah rumput gajah. Karena rumput gajah
dapat dipanen umur 40-50 hari. Sehingga peternak harus dapat mengatur jadwal
pemenenan yang tepat. Sehingga di harapkan rumput gajah tersebut dapat
selalu dipanen untuk pemberian pakan kambing. Peternak dapat menyewa lahan
untuk menanam rumput gajah tersebut.

Berikut ini adalah cara penanaman rumput gajah:
a) sediakan rumput gajah berupa stek. Bibit ini dapat diperoleh dari petani
ataupun dari dinas peternakan setempat.
b) Cangkul lahan tanam dengan kedalam 20 cm dan dibuat parit dengan jarak
antar parit selebar 60 cm.
c) Buat lubang tanam dengan kedalaman 15 cm, jarak antar lubang tanan
sekitar 50-60 cm.
d) Beri pupuk pada lubang tanaman, pupuk dapat berupa pupuk kandang maupun
pupuk pabrikansi seperti urea atau npk.
e) Masukkan bibit rumput gajah sebanyak tiga stek per lobang tanam.
f) Panen rumput gajah pertama dapat dilakukan pada tiga bulan pertama, hanya
saja rumput panenan pertama ini biasanya kurang disenangi oleh kambing,
sehingga biasanya rumput gajah tersebut dibuang.
g) Bersihkan segera rumput liar yang tumbuh setelah panenan pertama
dilakukan, lalu beri pupuk kandang secukupnya pada tanaman tadi.
h) Setelah 40-50 hari kemudian panenan ke dua dapat dilakukan dan biasanya
rumput pada panenan yang ke dua ini lebih disukai oleh kambing, karena
memiliki batang yang tidak terlalu keras.

Selain diberi pakan pokok berupa hijauan, sebaiknya kambing juga diberi
pakan tambahan berupa pakan penguat sebagai penguat. Sumber pakan penguat
dapat berupa dedak jagung, ampas tahu, bungkil kacang tanah, kulit kedelai
atau campuran pakan tersebut.
Pakan penguat tersebut jumlahnya tidak harus banyak, tetapi diusahaan setiap
hari selalu disajikan ke kambing, supaya kambing tersebut tidak kekurangan
mineral maupun protein.

2.Membuat kandang.

Prinsip kandang yang ideal adalah tempat yang nyaman bagi ternak kambing itu
sendiri. Kandang diusahakan dibuat dari bahan yang awet dan tahan lama,
terutama pada lantai kandang, kerena lantai tersebut merupakan pijakan pada
saat kambing berada di dalam kandang. Apabila lantai kandang mudah patah
maka akan dapat membahayakan kambing yang kita pelihara. Lantai kandang
tidak boleh menggunakan papa yang terlalu lebar. karena papan yang lebar
akan menghambat kotoran ataupun urin terbuang secara lancar. dampaknya
kambing akan cepat kotor. menurut saya, lantai kandang yang ideal adalah
lantai yang menggunakan bahan dasar bambu, karena selain harganya lebih
murah, lantai bambu juga mempunyai lebaran yang pas (6 cm), sehingga kotoran
dan urin langsung jatuh ke bawah.

Kandang dibikin model panggung dan lantai kandang harus dibuat miring agar
kotoran kambing dapat dengan mudah dibersihkan. Selain itu dengan kemiringan
lantai kandang, maka kita akan dengan mudah menampung urin kambing menuju
tempat yang dikehendaki. Karena urine dan kotoran kambing (srintil)
mempunyai nilai jual yang sangat bagus.

Dengan kandang model panggung, kita juga akan dapat dengan mudah mengontrol
kesehatan kambing itu sendiri. Karena kesehatan kambing dapat dipantau dari
kotoran kambing yang di keluarkannya. Misal, kotoran kambing agak menggumpal
merupakan pertanda bahwa kambing tersebut terkena cacingan dan harus segera
diberi obat cacing.

Kandang juga harus dilengkapi dengan tempat minuman kambing yang letaknya
dibelakang kandang dan posisinya berada di luar kandang. Kerena kalau tempat
air itu berada di dalam, kambing akan menggaru-garukkan tanduk ditempat air,
sehingga air gampang tumpah.

3.Memilih Induk.

Tahap yang paling menentukan dalam usaha peternakan kambing adalah
penjaringan material kandang atau pemilihan induk. Karena apabila kita salah
dalam memilih induk dapat dipastikan kita akan rugi dalam menjalankan usaha
ini. Karena pada prinsipnya, kambing baik maupun kambing jelek tetap makan.
Dan makan adalah biaya. Makanya jangan gegabah dalam melakukan pembelian
induk. Kalaupun ada kambing jelek beranak bagus itu merukakan suatu
keberuntungan belaka. Tetapi kalau kita memilih induk dengan benar dan
tepat, maka peluang untuk mendapatkan keturunan yang bagus sangatlah besar.
Memang tidak mungkin seekor kambing itu sempurna secara kasat mata, tetapi
ada beberapa kriteria wajib, yang harus peternak pilih. Karena hal ini
nantinya akan berpengaruh pada keturunan berikutnya. Kriteria yang termaksud
adalah :

a). Warna harus hitam.
Warna hitam adalah warna yang sangat favorit dalam kelas kambing etawa.
Apalagi pola hitam tersebut berada tepat dan presisi dibagian kepala. Ada
beberapa kelompok petani yang menyebut dengan istilah "kepala hitam atau
ndas ireng" (Jawa Timur). Sebagus apapun kambing itu, kalau warna tidak hitam
maka pamor kambing tersebut akan berkurang. Kambing dengan warna pola hitam
berarti memiliki gen warna hitam, yang apabila nanti dikawinkan dengan
pejantan warna hitam, harapannya cempe yang akan dihasilkan memiliki pola
warna hitam juga. Sebagai gambaran, kambing standart, pola warna hitam lebih
mahal minimal Rp. 250.000, jika di banding dengan kambing pola warna coklat,
dengan umur yang sama.
b). Telinga tipis, panjang dan lurus ke bawah.
Telinga tipis dan panjang merupakan syarat wajib bagi calon induk. Baik
induk pejantan maupun induk betina. Telinga harus terkesan jatuh ke bawah,
ujung pangkal telinga tidak boleh ada patahan. Telinga juga tidak boleh
melebar ke bawah. Kebanyakan kambing yang berada di pasaran, posisi telinga
atas sudah baik, tetapi di bawah melebar atau melengkung ke samping. Faktor
telinga yang bagus sangat penting sekali bagi peternak, karena akan
berpengaruh ke keturunan yang dihasilkan.
c). factor pelengkap lain.
Sudah penulis katakan, tidak ada kambing yang sempurna. Kalaulah ada yang
bagus di pola, mungkin kambing itu memiliki kekurangan dipanjang telinga
atau pada bagian yang lain. Tetapi minimal kita sebagai peternak harus
mencari bakalan induk yang mendekati sempurna. Ada beberapa factor pelengkap
lain yang dapat dipilih supaya kambing yang akan kita beli nantinya
mendekati sempurna. Beberapa factor tersebut diantaranya,kaki atau tulangan
yang besar dan kokoh, kulit yang tebal, ekor yang melengkung ke atas, bulu
ekor yang lebat, mata yang cerah, tanduk yang simetris ke belakang, cekungan
yang besar pada hidung kambing.

Factor pelengkap sifatnya tidak wajib. Tetapi kalau itu ada dikambing yang
bakal di beli, tidak ada salahnya apabila peternak mengambilnya sebagai
calon induk. Dengan pencatatan data yang lengkap, peternak nantiya akan
dapat menciptakan keturunan yang stabil, jika berbagai elemen tersebut di
kawinsilangkan, tetapi hal ini memerlukan waktu dan biaya yang sangat amat
lama dan mahal.

Jika ingin menciptakan trah kambing seperti yang dikehendaki peternak, hal
pertama yang dilakukan peternak adalah mencari induk yang berproduksi tinggi
dan pejantan yag memiliki induk dengan tingkat produksi yang tinggi pula.
Lebih baik lagi jika keduanya (induk dan pejantan) berasal dari induk dan
pejantan yang sama (kelahiran kembar). Jika sudah cukup umur, indukan dan
pejantan tersebut dikawinkan. Dengan manajemen yang baik, kambing bisa
beranak 2 kali dalam 3 tahun. Dalam 2 tahun bisa menghasilkan 6 ekor cempe.
Cempe-cempe jantan bisa di jual, sedangkan cempe betina terus di pelihara
sampai dewasa kelamin dan jika sudah cukup umur di kawinkan dengan pejantan
nenek moyangnya. Jika pejantan nenek moyangnya sudah mati atau sudah tidak
terlalu kuat, bisa di gantikan dengan pejantan lain yang masih sedarah. Dari
perkawinan-perkawinan ini akan selalu di hasilkan individu-individu baru
yang variasinya sangat lebar, tetapi semakin lama variasi tersebut akan
semakain mengecil dan mendekati seragam. Individu-individu yang produksinya
tinggi terus dipertahankan sebagai induk, sedangkan individu-individu yang
tingkat produsinya rendah bisa di singkirkan atau di jual.


Sumber :
http://groups.google.co.id/group/otomotif-l-arsip/msg/85e72b795d0d6d33?hl=id&&q=kambing
04 Januari 2009

Tidak ada komentar: